Gejolak Politik Jepang dan Prancis Guncang Pasar Global

JAKARTA — Ketidakpastian politik di Jepang dan Prancis mengguncang pasar mata uang serta obligasi untuk hari kedua berturut-turut, sementara saham global melemah meski ada kabar besar dari kesepakatan miliaran dolar antara Advanced Micro Devices (AMD) dan OpenAI.

Dikutip melalui Reuters, kemenangan pemilu akhir pekan yang mengangkat Sanae Takaichi, seorang tokoh dengan pandangan fiskal dan moneter longgar, sebagai pemimpin baru partai berkuasa Jepang mendorong indeks Nikkei ke rekor tertinggi baru. Takaichi diperkirakan akan menjadi perdana menteri berikutnya, memicu ekspektasi kebijakan ekspansif ala Abenomics.

Namun, di sisi lain, yen melemah melewati level US$150 dan jatuh ke posisi terendah dua bulan. Obligasi pemerintah Jepang juga tertekan, dengan imbal hasil naik tajam. Lelang obligasi tenor 30 tahun yang dijadwalkan pada Selasa dianggap sebagai ujian awal terhadap ketahanan investor atas rencana belanja besar Takaichi.

“Investor tampaknya sudah mematok ekspektasi bahwa Takaichi akan melanjutkan Abenomics. Tetapi dengan premi jangka panjang yang meningkat, investor bisa saja menolak bila kebijakan fiskal dianggap terlalu berlebihan,” kata Naomi Fink, Kepala Strategi Global Amova Asset Management.

Di Eropa, analis FX dan suku bunga global Macquarie Group Thierry Wizman menilai bahwa Prancis diguncang pengunduran diri Perdana Menteri Sebastien Lecornu memperdalam krisis politik di Paris. Pasar merespons negatif: obligasi pemerintah Prancis (OAT futures) kembali melemah pada perdagangan Asia, sementara euro turun tipis 0,06% ke US$1,1706.

“Presiden Macron mungkin akan mencoba membentuk kabinet baru. Namun, tekanan politik bisa memaksanya untuk membubarkan Majelis Nasional dan menggelar pemilu legislatif baru,” ujar Thierry.

Sentimen Global Suram, Meski Ada Dorongan AI

Kesepakatan besar AMD–OpenAI yang memberi peluang pemasukan puluhan miliar dolar per tahun bagi AMD, gagal mengangkat suasana pasar. Nasdaq futures turun 0,18%, sementara S&P 500 futures melemah 0,16%, meski indeks sempat mencetak rekor penutupan sehari sebelumnya.

Pasar saham Asia cenderung flat. MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang bergerak tipis, sementara bursa Hong Kong dan Tiongkok libur.

Dolar AS Menguat, Yen dan Euro Tertekan

Dolar AS tetap menguat meski pemerintah federal mengalami shutdown. Sterling turun 0,08% ke US$1,3475 dan dolar Australia melemah 0,13% ke US$0,6609.

“Dolar yang menguat di tengah shutdown mengejutkan pasar. Tapi sejarah shutdown sebelumnya menunjukkan pelemahan dolar biasanya cepat pulih dalam dua minggu,” jelas Vishnu Varathan, Kepala Riset Makro Mizuho untuk Asia ex-Japan.

Di tengah gejolak, investor memburu aset lindung nilai. Harga emas spot melonjak ke rekor US$3.977,19 per ounce, sementara bitcoin bertahan di dekat level tertinggi sepanjang masa.

Harga minyak relatif stabil, dengan Brent naik 0,11% menjadi US$65,54 per barel dan minyak AS bertambah 0,06% ke US$61,73.

Parfum AXL